Bantul - STIKES AISYIAH yang digandeng Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) mengadakan diskusi public dan mendatangkan pembicara DR. Dr Siti Fadilah Supari, Sp. JP (K) (Mentri Kesehatan RI) ; Prof Dr Ali Gufron Mukti, MSc, PhD (Dekan FK UGM); Tulus Abadi, SH (Pengurus Pusat YLKI); dengan mengundang Drs. Octo Lampito MPo.(kepala redaktur KR) sebagai Moderator sesuai surat undangan yang disampaikan ke berbagai pihak dari petinggi dan pengurus Muhammadiyah, Mahasiswa dan juga Wartawan, terang salah satu panitia yang juga menjadi pembawa acara, Irvan Mawardi (alumni Umy).
Acara yang dimulai pukul 09.00 dan berakhir pukul 14.00 wib ini berjalan khidmat dan menarik tapi tidak kaku, diisi cerita pengalaman Ibu mentri suka maupun dukanya yang sering dihujat tidak becus menjabat menjadi mentri kesehatan, beliau beralasan tindakanya selama ini demi menghindarkan Liberalisasi yang marak di era globalisasi saat ini. Saat akan diadakanya musyawarah mengenai penanaman modal pada Rumah Sakit di Indonesia beliau langsung menolak mentah – mentah saran dari Mentri Perdagangan tersebut, tapi apadaya beliau tetap Kalah suara dengan mentri Perdagangan yang didukung oleh Menkokesra, hasilnya, Pihak asing dapat menanamkan modalnya sebesar 60%, tapi menurut beliau 40% bagi kita cukup untuk membatasi pihak asing menguasai asset kesehatan bangsa,tuturny Beliau saat memulai diskusi.
Yang tak kalah menarik dari pembicaraan Ibu Mentri adalah saat Dekan FK UGM bapak Prof Dr Ali Gifron Mukti memulai membahas tentang Jaminan Kesehatan bagi kaum miskin, terjadi banyak perdebatan diantara IBU mentri dengan Pak Dekan UGM yang cenderung lucu dan Ibu mentri sendiri mengagap hal itu biasa seolah Pak Dekan UGM adalah adiknya sendiri, yang memang Keduanya sama – sama lulusan FK UGM.
Pembicara yang terakhir yaitu Tulus Abadi SH, yang juga menjadi pengurus pusat YLKI, YLKI sendiri yang sudah mendapat kritikan – kritkan pedas diawal oleh Ibu mentri, dalam pembahasanya bapak pengurus pusat YLKI ini mengangkat isu “Pelayanan Kesehatan yang Memiskinkan Rakyat” mencoba memberikan kritik dan solusi bagi peningkatan Kesehatan di Indonesia. Dalam salah satu pertanyataanya yaitu ”orang miskin dilarang sakit” merupakan kritikan bahwa orang miskin jika sakit akan kesulitan mendapatkan penangan medis, jelasnya saat memulai pembahasanya.
Banyak pertanyaan yang terlontar dari pihak tamu, salah satunya adalah Fandy mahsiswa FE ekonomi UMY bertanya soal mahalnya biaya kuliah di Kedokteran yang ditakutkan para calon dokter itu saat lulus hanya ingin mengembalikan biaya kuliahnya yang mahal, pertanyaan itu langsung ditanggapi oleh ibu mentri yang menyatakan bahwa sisitem pendidikan di Indonesia telah mengalami liberalisasi ditambah lagi dengan adanya UU BHP yang direncanakan akan terlalu membebaskan Rektor Universitas mengenai Kebijakan kampus yang akan menyebabkan pengaruh dari pihak asing, jawab Bu mentri yang di kejar waktu karena ada acara di tempat lain. Setelah menjawab beberapa pertanyaan lain dari tamu Bu mentri pada pukul 13.30 wib meninggalkan forum dan memberikan sumbangan Ambulan kepada ASRI MEDICAL CENTER yang diwakilkan kepada Rektor UMY bapak Dasron Hamid. (keepers-dede)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar