Senin

MARCHING KID KOMUNITY ADAKAN LOMBA DRUMBAND

Nama: Rico Hendar Saputra Lubis
NIM: 20060530114
Kelas: E

Yogyakarta,26 maret 2009 Marching Kid Komunity mengadakan lomba Drum Band yang diberi Tajuk Lomba Marchinng Band SD danTK se-DIY, bertempat di Kompleks Purawisata Yogyakarta. Dimulai pada jam 13.00 lebih. Acara dibuka oleh Pembina utama Marching Kid Komunity Indra Hutama.mengatakan bahwa kedepan acara ini diharapkan akan dapat menjadi sarana penjaringan bibit pemain Drum band sekaligus dapat memperkenalka Drum Band lebih luas lagi.Ditambahkan juga bahwa Drum Band adalah saan buat anak sejak dini untuk dapat berdisiplin diri.
Diikuti sekitar tiga tim SD dan delapan tin Tk yang sudah sebelumnya melalui tahap seleksi tanggal 24 maret 2009. Acara sendiri mempertandingkan beberapa kelas baik untuk tingkat SD maupun TK. Berikut ini adalah pemenangnya, Juara Umum untuk tingkat SD dimenangkan oleh SD Muhammadiyah Karang Kajen, dan untuk tingkatn TK Juara umum dimenagkan oleh TK Ushwatun Khasanah masing-masing tim juara mendapatkan Piala Merching Komunity.

Kain Batik di Jaman Modern

Nama : Dyogi Miyosa Trianzie
Kelas : E
Mata Kulaih : Dasar-dasar Jurnalistik
Dosen : mas Danu

Berbeda dengan sangat drastis dari masa lalunya yang gemilang sebagai ikon budaya dan busana, kini kain batik hanya mampu menyandang ikon sebagai busana tradisional dan baju kondangan atau busana pada acara seremonial semi formal yang ada pada saat ini.

Telah cukup banyak peragaan busana dan pameran mode yang mengangkat kain batik sebagai tema utama. Bahkan sering diadakan lomba rancang batik tetapi, pada kenyataannya kain batik belum mampu menjadi busana yang populer. Banyak desainer mencoba untuk membawa batik ke dunia modern saat ini. Tetapi hampir semua usaha menggunakan batik sebagai busana popular yang modern atau batik sebagai tempelan motif model tren saja. Batik tetap saja terasa berdiri asing diantara gemerlap karya busana itu sendiri. Batik seolah tidak menyatu sebagai satu kesatuan utuh dengan busana itu sendiri.

Dalam proses pembuatannya batik itu sendiri dapat dibagi 3 jenis dalam proses pembuatanya, yaitu : batik tulis, yang prosesnya ditulis dengan menggunakan tangan dalam proses pembuatanya, dan ada juga batik cap yang menggunakan stampel dalam proses pembuatanya, kemudian ada batik printing yang dibuat menggunakan mesin atau screen sablon.

Ketika isu “Back To Nature” sedang hangat dibicarakan dalam kalangan masyarakat seluruh dunia, salah satunya adalah ketertarikan masyarakat kembali ke jaman tradisional tentu saja membawa angin segar untuk para pengrajin batik tulis, dan membuat mereka gembira. Akan tetapi kegembiraan itu hanya sesaat saja, karena masyarakat bukan membeli dan menggunakan batik tulis tersebut, melainkan masyarakat lebih tertarik memilih dengan menggunakan proses batik printing, yang bermotifkan batik.

Ketika masyarakat memilih untuk membeli batik printing ini maka yang di untungkan hanyalah para pemilik modal yang besar saja, bukan pengrajin kain batik tulis yang memproduksi batik itu sendiri dengan cara manual. Karena batik printing ini dikerjakan menggunakan mesin dan hanya orang – orang tertentu saja atau para pemilik modal besar yang bisa menikmati hasil dari proses ini. Bukan pengrajin kecil kain batik. Akan tetapi pengrajin kecil kain batik tulis ini menjadi tidak popular. Karena yang popular pada saat ini adalah batik printing, bukan batik tulis.
Powered By Blogger